Selasa, 27 November 2018

EPISODE 5


Hasil gambar untuk gambar novel komet tere liye

            Pelajaran kedua dan ketiga berjalan normal, hingga bel tanda pulang sekolah berbunyi nyaring. Murid-murid bergegas membereskan tas masing-masing.
            Aku tidak langsung pulang ke rumah. Aku memutuskan menuju rumah Ali.
       “Ali jelas telah membuka portal antarklan, Seli. Aku harus tahu apa yang sebenarnya dia lakukan.” Aku berkata tegas saat Seli mencegahku.

Senin, 26 November 2018

EPISODE 4

Hasil gambar untuk gambar novel komet tere liye
            “Kamu tahu kenapa Ali tidak masuk?” Aku bertanya pada Seli.
            Seli mengangkat bahu.
            “Bukankah tadi malam dia menemuimu, memberikan novel itu?”
            “Iya memang. Tapi aku tidak tahu kenapa dia tidak masuk. Lagi pula itu Ali, kan? Dia bisa saja tidak masuk karena terlalu sibuk di basement rumahnya. Eksperimen aneh-aneh miliknya.” Seli meneruskan menyendok bakso.

Sabtu, 17 November 2018

EPISODE 3


Hasil gambar untuk gambar novel komet tere liye 

           Tetapi sepanjang hari Ali tetap tidak terlihat. Aku jadi tambah kesal.
          Pelajaran pertama adalah pelajaran biologi. Pak Gun memegang buku absensi, memanggil nama kami satu per satu. Tiba di nama Ali, seperti sudah terbiasa, Pak Gun hanya menghela napas pelan, menatap sekilas meja belakang yang kosong, lalu mencoret buku absen. Ali tidak masuk – tanpa kabar.

Sabtu, 10 November 2018

EPISODE 2

Hasil gambar untuk gambar novel komet tere liye
Sekolah sudah ramai saat aku tiba. Gerimis tidak membuat murid-murid kehilangan semangat. Beberapa terlihat berkerumun mengobrol seru, tertawa, satu-dua murid duduk di kursi mengerjakan sesuatu—sepertinya PR. Sisanya berdiri sembarang menunggu bel masuk. Aku menyapa dan membalas sapaan saat menuju mejaku.
            “Hei, Ra”
            Seli tersenyum. Dia sudah datang, duduk membaca sesuatu.

Minggu, 21 Oktober 2018

EPISODE 1



 Hasil gambar untuk gambar novel komet tere liye

       Musim hujan telah datang. Gerimis membungkus pagi, terus turun tak berkesudahan sejak tadi malam. Jendela mobil berembun, udara terasa dingin.
       Aku menguap lebar.
       "Ra, kamu masih mengantuk?" tanya Papa. Sejenak Papa menoleh ke arahku, lalu lanjut menatap ke depan, serius menyetir mobil.